Sebagian besar botol plastik aman untuk digunakan ulang, paling tidak setelah dicuci dengan air sabun yang panas. Tetapi belakangan terungkap tentang zat kimia dalam botol Lexan (plastik #7) cukup untuk membuat ngeri bahkan kaum environmentalis yang paling berkomitmen sekalipun untuk menggunakan ulang botol plastik itu (atau membelinya).
Studi menunjukkan bahwa makanan dan minuman yang disimpan dalam tempat semacam itu, termasuk botol air Aqua yang ada di mana-mana itu, yang tergantung di tas punggung para pendaki gunung, dapat mengandung sejumlah kecil Bisphenol A (BPA), yang merupakan campuran zat kimia yang mempengaruhi sistem perintah hormonal alami tubuh.
Studi yang sama mendapati bahwa berulang-ulang penggunaan botol sejenis itu, yang lama kelamaan menjadi aus walau dipakai secara normal, sobek dan ketika dicuci, meningkatkan kemungkinan zat kimiawi itu merembes keluar dari retakan kecil dan goresan yang lama kelamaan timbul.
Menurut sebuah badan riset di California, yang mengamati 130 studi pada topik ini, BPA dikaitkan dengan kanker payudara dan kanker kandungan, serta meningkatkan risiko keguguran serta mengurangi tingkat testosteron. BPA juga bisa menimbulkan kerusakan pada sistem pertumbuhan anak. (Para orang tua, hati-hatilah: Kebanyakan botol bayi serta cangkir bayi terbuat dari plastik yang mengandung BPA).
Kebanyakan ahli sependapat bahwa jumlah BPA yang dapat terlepas ke dalam makanan dan minuman dengan penanganan yang normal mungkin sangat kecil, tetapi ada kemungkinan adanya pengaruh kumulatif dari dosis kecil tersebut.
Pakar kesehatan juga merekomendasikan untuk tidak memakai ulang botol yang terbuat dari plastik #1 (polyethylene terephthalate, yang juga dikenal sebagai PET atau PETE), termasuk kebanyakan botol-botol air minum, soda dan jus sekali pakai. Menurut “Green Guide,” botol semacam itu hanya aman untuk digunakan sekali pakai, namun pemakaian ulang harus dihindari karena studi mengindikasikan bahwa mereka bisa melepaskan DEHP, karsinogen lain yang mungkin timbul, kalau mereka berada dalam kondisi yang tidak sempurna.
Kabar baiknya adalah bahwa botol jenis itu mudah di daur-ulang; karena hampir semua sistem pendaur-ulangan kota praja bisa menanganinya. Tetapi menggunakannya berarti kurang bertanggung-jawab terhadap kelestarian lingkungan. Pusat Ekologi Berkeley , sebuah badan nirlaba mendapati bahwa produksi plastik #1 menggunakan energi dan sumber daya yang sangat banyak, serta menghasilkan emisi racun dan polutan yang ikut menyumbang pada pemanasan Global. Dan walaupun botol PET dapat didaur-ulang, jutaan di antaranya mengotori permukaan tanah setiap hari dan harus ditanam dalam tanah.
Pilihan terburuk dalam penggunaan botol air dan memanfaatkan ulang botol itu adalah menggunakan botol yang terbuat dari plastik #3 (polyvinyl chloride /PVC), yang bisa melepaskan zat kimia yang mengganggu hormon dalam cairan yang mereka simpan dan akan melepaskan karsinogen sintetik ke lingkungan sekitar ketika dibakar. Plastik #6 (polystyrene/PS), telah menunjukkan bahwa dia melepaskan styrene, yang diduga merupakan karsinogen bagi manusia, ke dalam makanan dan juga minuman.
Pilihan yang lebih aman adalah botol yang terbuat dari HDPE (plastik #2), low-density polyethylene (LDPE, atau plastik #4) atau polypropylene (PP, atau plastik #5). Konsumen memang akan mengalami kesulitan mencari botol yang terbuat dari plastik #4 atau #5. Botol minum aluminium dan besi tahan karat (stainless) juga merupakan pilihan yang aman dan dapat dipakai lagi secara berulang-ulang, dan akhirnya nanti baru di daur-ulang.
sumber: http://pranaindonesia.wordpress.com/pemanasan-global/bahaya-botol-plastik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar