Bahaya Styrofoam


Penggunaan polystyrene atau lebih dikenal dengan Styrofoam, saat ini begitu begitu marak dalam perkembangan industri makanan di Indonesia. Tidak saja karena penggunaannya yang relatif praktis, ringan, dan tahan bocor, melainkan juga karena kemampuannya dalam menjaga suhu makanan dengan baik. Namun dibalik semua itu, tahukah kamu bahaya apa yang akan mengintai kita selaku pengguna styrofoam ?


Selain berbahaya bagi kesehatan tubuh, styrofoam merupakan salah satu bahan yang dikenal “tidak ramah lingkungan”. Bagi kesehatan manusia, penggunaan styrofoam, sebagai pengemas bahan makanan dan minuman, mengandung bahan carsinogen yang memicu penyakit kanker. Hal ini disebabkan adanya kandungan benzen dalam styrofoam. Ketika kita memakan makanan atau minuman yang dikemas dalam styrofoam, maka zat benzen yang terdapat dalam styrofoam akan bereaksi, masuk ke dalam sel-sel darah dan dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan rusaknya sum-sum tulang belakang, menimbulkan penyakit anemia, bahkan mengurangi produksi sel darah merah. Tentunya, beberapa hal tersebut tidak begitu saja terjadi, melainkan akan terakumulasi, menunggu dalam jangka waktu tertentu, dan kemudian “naik ke permukaan”.

Tidak jauh berbeda dengan bahaya yang berdampak pada tubuh manusia, penggunaan syrofoam pun memiliki dampak berarti bagi pelestarian lingkungan hidup. Penumpukan yang terjadi akibat pengunaan styrofoam yang berlebih, tidak hanya dapat mencemari lingkungan, bila terbawa ke laut, styrofoam pun dapat merusak ekosistem dan biota laut. Selain itu, styrofoam sangat sulit terurai secara alamiah karena perlu waktu yang sangat lama, hampir seribu tahun lamanya. Karena dampaknya yang membahayakan kesehatan dan lingkungan itulah, maka di beberapa kota di dunia telah mengeluarkan aturan yang melarang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting bagi kita selaku umat manusia, untuk turut menjaga kelestarian lingkungan, selain tentunya menjaga kesehatan tubuh. Untuk itu “mari kita stop penggunaan styrofoam saat ini juga dan dengan menggunakan bahan-bahan pengemas makanan yang lebih ramah lingkungan (menggunakan kertas, dll) !”

“TAHUKAH ANDA BAHAYA STYROFOAM ?”

Bagi kesehatan, penggunaan styrofoam dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk kanker. Sedangkan bagi lingkungan, Styrofoam sangat mencemari lingkungan karena dibutuhkan waktu beribu tahun untuk mengurainya.


Bahaya Styrofoam Untuk Wadah Makanan

Styrofoam ( wadah makanan bahannya seperti gabus ) memang dikenal praktis, ringan, relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik. Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai, termasuk dalam industri makanan ringan.

Namun bahaya yang tidak disadari dari penggunaan stryofoam ini adalah ketika digunakan sebagai wadah makanan panas atau makanan yang banyak mengandung asam, hal ini disebabkan karena benzen yang menjadi salah satu bahan pembuat stryofoam akan meleleh dan bereaksi secara kimia bila terkena panas atau asam. Selanjutnya lelehan tersebut akan berpindah ke makanan yang diletakkan didalamnya, dan meracuninya.

Mungkin banyak orang yang belum mengetahui bahwa benzen adalah salah satu bahan karsinogenik ( bahan yang dapat memicu terbentuknya sel kanker ). Bahan ini juga dapat menganggu sistem kerja hormon tubuh karena zat tersebut tidak bias didaur ulang dan akan meleleh dalam suhu panas.

Bila makanan yang sudah terkontaminasi benzen dikonsumsi, maka gejala keracunan tidak akan langsung terlihat. Tapi jika diakumulasi, faktor beracun tersebut akan terkumpul dan menjadi karsinogenik yang membahayakan tubuh. Dan kemungkinan paling parah adalah kita dapat terkena kanker.

STOP PEMAKAIAN STYROFOAM

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ''kemenangan lingkungan'' karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka.

Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam. Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.

Berbahaya Bagi Kesehatan

Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.

Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.

Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization' s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan carsinogen(bahan penyebab kanker.

Makin Berlemak Makin Cepat

Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi.

Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan. Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan.

Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Buruk Bagi Lingkungan

Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut.

Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam?? Bagaimana dengan keluarga kita? Akankah berlaku bijak dengan tidak menggunakan styrofoam?

sumber: http://kiansantang.com/refleksiku/148-bahaya-styrofoam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar